Alkisah suatu malam, Christopher Colombus diundang ke sebuah acara
jamuan makan malam. Di acara itu, dia akan mendapat penghargaan dari
Kerajaan Spanyol karena telah menemukan “dunia baru” yaitu Benua
Amerika. Meskipun di acara itu Colombus akan mendapat penghargaan,
rupanya banyak orang di sana yang meremehkan dan mlecehkan penemuan
“dunia baru” oleh Colombus tersebut.
Banyak yang mencibir bahwa penemuan Colombus itu tidak sengaja.
Karena memang Colombus menemukan Benua Amerika secara tidak sengaja,
karena dia sebenernya mencari jalur menuju Benua Asia. Maka orang-orang
pun mencemooh bahwa siapapun bisa melakukan apa yang dilakukan Colombus
itu.
Menghadapi cibiran tersebut, Colombus kemudian memberikan tantangan
pada semua hadirin. Dia menantang semua yang hadir untuk mendirikan
telur rebus di meja. Bentuk telur yang permukaannya bulat/elips tentu
membuat orang-orang yang mencoba mendirikan selalu gagal. Maka mereka
pun menyerah dan mengembalikan tantangan pada Colombus.
Akhirnya dengan santai Colombus mengambil telur tersebut dan
memecahkan atau meratakan sedikit bagian bawah telur itu sehingga rata
dan bisa didirikan. Kontan para hadirin pun protes pada Colombus dan
berkata: “Kalau caranya begitu, saya juga bisa!”.
Lalu Colombus pun menanggapi balik dan berkata kepada mereka: “Kalau memang bisa, kenapa tidak kalian lakukan tadi?”.
Colombus kemudian mengibaratkan tantangan mendirikan telur tersebut
dengan tantangan yang dihadapinya dalam menemukan “dunia baru”.
Menurutnya, banyak orang merasa bisa melakukan hal tersebut, setelah dia
menunjukkan caranya.
“Setiap orang memang dapat melakukannya, setelah orang itu ditunjukkan bagaimana caranya,” ujar Colombus.
Kisah Colombus ini kemudian menjadi terkenal dan melegenda. Kisah ini
menjadi salah satu kisah inspiratif yang banyak diceritakan di
mana-mana. Ditulis dalam banyak buku, bahkan ada yang membuat monumen
telur Colombus di Spanyol sana.
Saya termasuk orang yang suka dengan kisah telur Colombus tersebut.
Setiap selesai memberikan ceramah motivasi di sekolah-sekolah, atau
kuliah umum di kampus-kampus, saya selalu menyinggung kisah ini. Seperti
hari Jumat, 17 Mei, lalu saat saya memberikan kuliah umum di
Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Kepada para mahasiswa saya menceritakan bagaimana pengalaman saya
memulai bisnis dari bawah. Dari jualan layang-layang, kaos, meja gambar,
sampai mencoba jadi kontraktor. Saya juga menceritakan bagaimana saya membuktikan bahwa usaha itu bisa dimulai dengan uang nol di kantong. Tak ketinggalan mengenai pengalaman kegagalan saya dan bagaimana saya menghadapinya sehingga bisa bangkit kembali. Juga kisah atau pengalaman saya lainnya yang bisa anda baca di blog saya ini.
Mengapa saya mau berbagi pengalaman saya, terutama dengan para
anak-anak muda itu? Karena saya ingin seperti Colombus di kisah telur
Colombus. Saya ingin mengajarkan bahwa mereka juga bisa seperti saya.
Mereka, anak-anak muda ini juga bisa sukses, bahkan lebih sukses dari
saya. Hanya saja mereka belum tahu caranya. Karena itu, seperti
Colombus, saya menunjukkan caranya pada mereka.
Saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa menjadi wirausahawan
sukses itu bukan sesuatu yang mustahil. Memang jika tidak tahu caranya,
akan terlihat susah bahkan mustahil. Seperti halnya ilmu sulap. Kita
awalnya pasti merasa hal yang dilakukan pesulap itu mustahil dilakukan
orang lain. Namun kalau kita diberi tahu atau dibukakan caranya, maka
kita pasti akan berkata: “o kalo begitu saya juga bisa”.
Itulah inti ilmu telur Colombus. Makanya banyak buku rahasia sulap,
rahasia sukses dan sebagainya sering diberi judul “Telur Colombus”. Ini
karena setelah anda membaca buku tersebut anda akan tahu dan bisa
melakukan hal yang sebelumnya tidak bisa anda lakukan.
Karena itu, setiap roadshow atau safari saya ke daerah-darah, saya
selalu menjadwalkan untuk memberikan ceramah atau kuliah umum. Itu juga
alasan mengapa saya membuat blog dan menulis pengalaman saya di sini.
Agar makin banyak orang yang “tahu caranya”.
Saya juga berpesan, agar tidak hanya belajar dari saya. Banyak orang
sukses di Indonesia ini. Jika mau belajar jadi pengusaha sukses,
silahkan pelajari kisah-kisah sukses pengusaha lainnya juga. Kalau mau
jadi politisi yang sukses, belajar dari kisah politisi yang sukses.
Kalau mau pengacara, dokter, dan lain sebagainya juga demikian. Agar
kita “tahu caranya” seperti di kisah telur Colombus.
Saya yakin, jika semakin banyak orang jadi pengusaha, maka negara ini
akan makin maju. Lapangan kerja juga akan semakin banyak. Saya senang,
kini banyak anak-anak muda yang mau jadi pengusaha. Padahal dulu,
sedikit sekali yang bercita-cita jadi pengusaha. Kebanyakan mau jadi
PNS. Citra pengusaha juga kurang baik dulu.
Tapi sekarang beda, ketika saya datang ke sekolah atau kampus dan
tanyakan siapa yang mau jadi pengusaha, mayoritas mengangkat tangan. Ini
artinya banyak yang tertarik jadi pengusaha. Namun banyak di antara
mereka yang tidak yakin bisa sukses jadi pengusaha.
Banyak yang takut gagal. Padahal, kegagalan ini adalah bagian dari
keberhasilan. Setiap orang sukses selalu memiliki episode kegagalan
dalam kehidupannya. Kalo kita baca kisahnya, Colombus sendiri juga
sering gagal. Perjalanannya panjang dan melelahkan. Bahkan awak kapalnya
sering merasa takut dan ingin kembali saja. Tetapi Colombus tetap
bersikeras dan terus bertekat menyelesaikan misinya. Karena dia punya
mimpi menemukan “dunia baru”. Sampai kemudian dia berhasil menemukan
Amerika dan namanya dikenang sepanjang sejarah.
Hal seperti itulah yang juga harus kita lakukan. Kita harus berani
bermimpi, bermimpi untuk mencapai kesuksesan. Kalo bermimpi saja tidak
berani, bagaimana mau sukses. Setelah bermimpi tentu harus berpikir
bagaimana cara mewujudkannya. Setelah itu tentu saja harus bertindak
atau berbuat untuk mewujudkannya. Jadi seperti yang sering saya katakan,
kita harus: Berani bermimpi, berani berpikir, dan berani bertindak.
Ketidak yakinan, pesimisme, memang biasa menghinggapi mereka yang mau
melangkah. Kepada mereka yang tidak yakin ini saya selalu mengatakan
bahwa; semua bisa. Saya memberi contoh ayah saya yang cuma lulusan SR
atau SD saja bisa, masak yang lulusan SMK apalagi sarjana tidak bisa,
pasti juga bisa. Optimis saja, karena orang yang optimis itu sudah
separuh berhasil. Sebaliknya orang yang pesimis, sudah separuh gagal.
Saya selalu meyakinkan anak-anak muda ini bahwa mereka semua bisa.
Mereka bisa lebih sukses dari saya. Apalagi anak-anak sekarang jauh
lebih pintar dari zaman saya kecil dulu. Hanya saja, seperti kisah telur
Colombus, mereka ini belum tahu caranya. Karena itu melalui ceramah,
kuliah umum, dan tulisan di blog saya ini saya akan memberi tahu
caranya. Harapan saya, setiap saya selesai berbagi pengalaman, mereka
akan bilang: “Kalau caranya seperti itu Pak, saya juga bisa.”
Sumber : Blog Aburizal Bakrie
No comments:
Post a Comment