Dalam serapan asing dan bahasa
Indonesia, kata egois berarti orang yang mementingkan diri sendiri, tidak
peduli akan orang lain atau masyarakat. Dalam kamus bahasa Indonesia
online, egois berarti tingkah laku yang didasarkan atas dorongan untuk
keuntungan diri sendiri dari pada untuk kesejahteraan orang lain atau segala
perbuatan dan tindakan selalu disebabkan oleh keinginan untuk menguntungkan
diri sendiri. Menurut bahasa egois berasal dari kata “ego” yang sebenarnya
bukanlah sesuatu yang negative. Ego dapat memiliki makna sebagai “aku”; sebuah
pribadi, diri sendiri, sebuah konsep individu tentang dirinya sendiri. Tidak
ada yang negative dari kata ini. ego justru merupakan suatu langkah kebaikan
dimana seorang individu sadar akan dirinya sendiri. Namun, ketika kata “ego”
diberi akhiran –is dan menjadi “egois”, artinya menjadi individu yang
mementingkan diri sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa seorang yang pandai dan
berkuasa cenderung memiliki sifat egois, karena memang jalan pikiran dialah
yang dirasa benar. Ini kaitanya dengan pola pikir.
Sebenarnya, sikap egois itu
tidak selalu menjurus kea rah yang negative, namun disaat sifat egois atau
sifat ke “aku”an ini sangat besar, timbullah masalah-masalah. Pribadi egois
adalah pribadi yang melihat segala sesuatu dari kacamatanya. Ia tidak bisa
memahami pikiran orang, perasaan orang dan selalu menuntut orang untuk
mengikuti pendapatnya. Pribadi egois juga pribadi yang mementingkan dirinya
sendiri, dia tidak bisa mempertimbangkan kebutuan orang, senantiasa mengedepankan
kebutuhanya diatas kebutuhan orang lain. Jadi pribadi yang egois adalah pribadi
yang susah sekali untuk tulus, sebab ujung-ujungnya untuk kepentinganya
sendiri.
Sebaiknya kita harus
mengurangi sifat egois yang ada dalam diri kita. Bagaimana cara untuk
mengurangi sifat egois?. Berikut ini tipe orang egois :
1. mendustakan ayat-ayat Allah
Orang yang mengaku muslim (orang Islam) tetapi
tidak melaksanakan perintah-perintah Allâh maka termasuk ke dalam orang-orang
egois. Pengertian egois yang dimaksud di sini, yaitu mereka egois terhadap
dirinya sendiri dan seolah tidak peduli dengan pahala dan ancaman Allâh swt.
Padahal akibat ke-egois-an merekalah Allâh swt memberikan sebuah peringatan
melalui tentara-tentaranya. Misalnya saja Allâh mengirimkan tentara air, tanah,
angin, dan sebagainya. Sehingga timbullah banjir, angin puting beliung,
longsor, gempa bumi dan lainnya.
Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan aat-ayat
Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan
pintu-pintu langit (ampunan) dan mereka tidak (pula) masuk surga, hingga unta
masuk lubang jarum. Demikianlah Kami membalas orang-orang yang berbuat
kejahatan” (QS. Al-A’raaf : 40)
2. sok tahu
Sok tahu' pada dasarnya adalah "merasa sudah
cukup berpengetahuan" padahal sebenarnya kurang tahu. Masalahnya, orang
yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya
3. ingin menang sendiri
Tidak mau kalah atau
menang sendiri merupakan satu sikap buruk dalam pergaulan, interaksi sosial,
maupun kehidupan rumah tangga. Orang yang memiliki karakter seperti ini
cenderung otoriter, sombong, dan tidak kenal kompromi. Segala sesuatu harus
dibawah kekuasaan dan tunduk pada keinginannya. Jangankan menerima pendapat
orang lain, mendengarnya saja sudah tidak mau. Orang yang ingin menang sendiri biasanya tidak peduli dengan apa yang ia
lakukan, walaupun itu sebetulnya salah.
4. suka mengatur tapi tidak mau
diatur
Saat ini, banyak sekali kita temukan orang-orang
yang siap memimpin tetapi tidak siap dipimpin. Ketika ia sudah tidak lagi
memegang jabatan sebagai pemimpin, ia memilih keluar. Inilah potret yang saat
ini terjadi dan sudah membudaya. Akhirnya bermusuhan dan saling menjatuhkan
satu sama lain, sehingga perseteruan ini tanpa akhir alias jadi “musuh
bebuyutan”.
5. keras kepala.
Keras kepala identik dengan sebutan kepala batu,
artinya isi kepalanya sangat keras sehingga sangat sulit untuk dihancurkan.
Orang berkepala batu yaitu orang yang tidak bisa menerima masukan dari orang
lain. Orang yang berkepala batu biasanya berpasangan dengan muka tembok dan
keras hati. Jika tiga unsur ini sudah menyatu, maka sangat sulit untuk
mengubahnya apa lagi untuk diingatkan.
Tips untuk mengurangi egois
dari diri kita :
1. memohon kepada Allah agar terhindar
dari keburukan sifat egois
2. belajar ikhlas
3. tanamkan dalam diri, bahwa
kita tidak bisa hidup sendiri
4. biasakan mengucapkan “terima
kasih” dan “maaf”
5. berprasangka baik terhadap
orang lain
6. empati kepada orang lain
Egois adalah sifat yang tumbuh
alami dari dalam diri manusia. Karena saking alaminya, sampai manusia tidak
menyadari kehadiran sifat egois itu sendiri.
Rasûlullâh SAW bersabda :
"Kita baru kembali dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki
peperangan yang lebih besar...’, yang membuat para Sahabat terkejut dan
bertanya, "Peperangan apakah itu wahai Rasûlullâh? "Rasûlullâh
berkata, "Peperangan melawan hawa nafsu." (Riwayat Al Baihaqi)
Perang melawan hawan nafsu adalah perang yang sesungguhnya. Karena dalam diri manusia terdapat sifat-sifat yang buruk. Amarah, dendam, iri, dan benci adalah contoh sifat manusia yang buruk. Begitu juga dengan egois. Untuk itu, melawan musuh yang ada dalam diri sendiri sangat sulit. Maka sebenarnya, saat ini secara tidak langsung kita sedang berperang melawan diri sendiri. Berperang melawan sifat sifat buruk yang timbul secara alami di dalam diri kita. Mungkin hanya kebesaran iman kitalah yang mampu melawan itu semua. Hanya imanlah yang mampu menjadi obat penawarnya untuk melawan egois itu. Abu Bakar Al-Warraq berkata :“Jika hawa nafsu mendominasi, maka hati akan menjadi kelam, Jika hati menjadi kelam, maka akan menyesakkan dada. Jika dada menjadi sesak, maka akhlaknya menjadi rusak. Jika akhlaknya, maka masyarakat akan membencinya dan iapun membenci mereka”.
Perang melawan hawan nafsu adalah perang yang sesungguhnya. Karena dalam diri manusia terdapat sifat-sifat yang buruk. Amarah, dendam, iri, dan benci adalah contoh sifat manusia yang buruk. Begitu juga dengan egois. Untuk itu, melawan musuh yang ada dalam diri sendiri sangat sulit. Maka sebenarnya, saat ini secara tidak langsung kita sedang berperang melawan diri sendiri. Berperang melawan sifat sifat buruk yang timbul secara alami di dalam diri kita. Mungkin hanya kebesaran iman kitalah yang mampu melawan itu semua. Hanya imanlah yang mampu menjadi obat penawarnya untuk melawan egois itu. Abu Bakar Al-Warraq berkata :“Jika hawa nafsu mendominasi, maka hati akan menjadi kelam, Jika hati menjadi kelam, maka akan menyesakkan dada. Jika dada menjadi sesak, maka akhlaknya menjadi rusak. Jika akhlaknya, maka masyarakat akan membencinya dan iapun membenci mereka”.
Dengan mengedepankan iman,
tentu sifat-sifat egois yang terdapat dalam diri kita akan bisa diredam.
Bantuan Allâh swt lah yang menjadi tumpuan terakhir agar kita terbebas dari
sifat-sifat buruk tersebut, dan selalu dalam bimbingan-NYA. Semoga kita
termasuk kedalam hamba-hamba yang mendapat perlindungan Allâh swt. Aamîiiin.
Dikutip dari berbagai sumber
Amin ya allah
ReplyDelete